SUNAN GUNUNG JATI

October 1, 2010

WALISONGO IX
SUNAN GUNUNG JATI
Orang telah sepakat bahwa penyebar agama islam di jawa barat terutama daerah cirebon adalah sunan gunung jati. Sunan gunung jati itu nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah. Antara sunan gunung jati dengan fatahillah atau falatehan seringkali. Terjadi kekacauan. Orang menyangka sunan gunung jati adalah fatatehan atau fatahillah. Sebenarnya sunan gunung jati dan fatahillah adalah dua orang yang berbeda yang satu telah lama bermukim di cirebon satunya lagi adalah pejuang demak yang berasal dari negeri pasai atau malaka.
Setelah malaka jatuh ke tangan portugis. Fatahillah pindah ke demak dan raden trenggono dikawinkan denan adiknya. Lalu fatahilla di tugaskan ke jawa barat. Bersama para pengikuti sunan gunung jati, fatahillah menyerang banten dan sunda kelapa yang dikuasai pajajaran. Kedua tempat itu diserang karena pajajaran telah memperbolehkan portugis membuat benteng di sunda kelapa. Pada tahun 1527 fansisco de sa berhasil diusir dari sunda kelapa, pimpinan portugis itu itu terpaksa kembali ke malaka. Menurut kitab purwaka caruban nagari (ditulis dalam huruf jawa berbahasa kawi cirebon). Pangeran cakrabuana dan adiknya yaitu ratu mas Rarasantang yang sudah masuk islam melaksanakan rukun islam yang ke lima yaitu naik haji ke tanah suci. Putra putri prabu siliwangi ini pada suatu hari di datangi utusan dari sultan Abdullah, mesir. Tujuannya sang sultan ingin melamar ratu mas Rarasantang untuk di jadikan istri.
Konon sultan yang sudah duda itu mendapat petunjuk dan kebetulan jodohnya itu mirip dengan wajah mendiang istrinya. Rarasantang menerima lamaran itu. Pangeran cakrabuana bertindak sebagai wali. Pernikahan dilaksanakan di mesir dengan cara syafil (mahdzab imam syafii). Pangeran cakrabuana sempat tinggal di mesir selama enam bulan sesudah itu dia pulang ke tanah jawa. Rarasantang hidup berbahagia bersama suaminya di negeri mesir. Nama Rarasantang sekarang adalah syarifah mudaim. Ketika syarifah mudaim mengandun tujuh bulan dia diajak suaminya berziarah ke mekkah dan madinah. Di mekkah, syarifah mudaim melahirkan anak pertamanya yaitu anak laki-laki yang kemudian dinamakan syarif hidayatullah.
Dalam usia masih muda (masih kecil) syarif hidayatullah ditinggal mati oleh ayahnya. Ia hanya diasuh oleh ibunya. Dalam usia muda itu dia sudah menunjukan minat yang besar untuk menunjukan mempelajari agama islam. Syarif hidayatullah tekun mempelajari berbagai kitab agama islam. Mulai dari syariat sampai hakikat atau tarekat. Pada usia 20 tahun berguru kepada beberapa syeh di daratan timur tengah. Setelah selesai menuntut ilmu, pada tahun 1470 dia berangkat ke tanah jawa untuk mengamalkan ilmunya.
Istrinya yang pertama adalah nyai babadan. Wanita itu dinikahi pada tahun 1471. dia adalah putrid ki gedeng babadan. Perkawinan dengan nyai babadan ini tidak dikaruniai seorang putra pun. Pada tahun 1475 syarif hidayatullah kawin lagi dengan nyai kawungten, adik bupati banten. Banten pada waktu itu masih berada di bawah kekuasaan pakuan pajajaran. Baru saja usia perkawinan syarif hidayatullah dengan nyai kawunten berusia dua tahun. Istri pertamanya yaitu babadan meninggal dunia. Dari perkawinannya denan nyai kawunten, syarif hidayatullah mendapatkan dua orang keturunan. Yaitu ratu winohan dan pangeran sebakingking. Pangeran sebakingking inilah yang kelak menjadi bupati banten dengan gelar pangeran Hasanudin. Read the rest of this entry »

SUNAN MURIA

October 1, 2010

SUNAN MURIA

WALISONGO VIII
S U N A N M U R I A
Menurut salah satu sumber , Sunan Muria itu namanya aslinya adalah Raden Umar Syaid. Beliau adalah putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Sunan Muria dikenal sebagai seorang anggota Walisongo yang mempertahankan kesenian atau gamelan sebagai media da’wah paling ampuh untuk merangkul rakyat Jawa. Beliaulah pencipta Gending Sinom dan Kinanti. Sebagaimana ayahnya, Sunan Muria dalam Berda’wah menggunakan cara halus dan bijaksana. Ibarat mengambil ikan tidak sampai membuat airnya keruh. Daerah da’wahnya di sekitar Gunung Muria , pantai utara, daerah Jepara, Tayu, Pati, Juana dan Kudus.

1. SIKAP SUNAN MURIA TERHADAP ADAT DAN KESENIAN JAWA

A. Terhadap Adat Jawa
Hingga jaman sekarang masih banyak orang Jawa walaupun sudah masuk Islam yang menjalankan adat lama. Misalnya bila salah seorang anggota keluarga ada yang meninggal dunia, maka mereka akan mengadakan selamatan dan menyediakan sesajen untuk si mati. Di daerah Malang selatan hingga sekarang masih banyak orang yang melakukannya, demikian pula di daerah-daerah Jepara, Kudus, dan lain-lain. Selamatan tersebut sering disebut dengan istilah Kenduri atau Kenduren. Ada upacara selamatan yang dilaksanakan menjelang jenazah si mati diberangkatkan ke kuburan. Ada yang dilaksanakan seudah menguburkan mayat. Jaman dahulu ( Hindu-Biddha, Animisme dan Dinamisme ) kalau saja ada orang mati pihak keluarga di rumah akan menyediakan sesajen di kuburan. Ada istilah selamatan Ngesur Tanah (Kenduren setelah mengubur mayat). Ada istilah Nelung Dinani (Kenduren setelah tiga hari mengubur mayat). Ada istilah Pitung Dinani(Kenduren setelah tiga hari mengubur mayat). Ada istilah Matang Puluh, Nyatus Dino, Mendhak Pisan, Mendhak Pindo, dan istilah NYewu atu seribu harinya si mayat.
Adat istiadat tersebut sangat sukar dihilangkan begitu saja. Maka Sunan Muria memberinya warna Islam. Dengan demikian tidak terjadi kontradiksi di dalam masyarakat. Warna Islam yang dimaksud adalah upacara yang sekarang disebut Tahlil, yaitu niatnya bersedah untuk si mati dengan cara membacakan kalimat Tayyibah, serta ayat-ayat AlQur’an. Ini dimaksudkan untuk mengganti do’a mantra yang biasa diucapkan para pendeta. Sedang pahalanya diberikan kepada orang yang mati. Kalau acara selamatan itu lansung dihilangkan atau diberantas rakyat pasti akan marah karena masih belum mengerti dengan dalam syariat dan aqidah islam yang sesungguhnya. Maka selamatan boleh tetap diadakan namun upacara membakar kemenyan dan membuat sesajen dihilangkan. Diganti dengan bacaan dzikir dan ayat-ayat Al-Qur’an serta shalawat Nabi. Demikian pula adat selamatan bila si ibu mengandung maupun melahirkan bayi. Hal itu diberi warna Islam. Biasanya dengan cara membaca shalawat Nabi. Read the rest of this entry »

SUNAN KUDUS

October 1, 2010

SUNAN KUDUS

WALISONGO VII
S U N A N K U D U S
Ada berbagai versi asal usul Sunan Kudus. Ada yang mengatakan Sunan Kudus itu adalah asli Jawa. Ada yang mengatakan berasal dari Palestina. Besar kemungkinan Sunan Kudus itu memang terdiri dari bebarapa orang, sebagimana Sunan Giri dari anak turunnya yang disebut Sunan Giri pula. Setiap ulama’ besar yang tinggal dan berda’wah di kota Kudus kemudian disebut Sunan Kudus, adapun orangnya, setelah meninggal di ganti dengan orang lain yang bergelar Sunan Kudus pula. Itulah sebabnya banyak versi tentang asal-asul Sunan Kudus. Sebenarnya, hikmah dari membaca sejarah para Wali adalah bagaimana ali tersebut menyiarkan agama Islam, sebagimana sifat-sifat para wali tersebut. Bukan hanya memperdebatkan asal-asul para wali tersebut.
1. LEGENDA SUNAN KUDUS DI NEGERI ARAB
Di kalangan mayarakat ada sebuah legenda atau dongeng bahwa pada jaman dahulu Sunan Kudus pernah pergi haji dan bermukim di sana untuk memperdalam agama Islam. Pada suatu ketika Sunan Kudus menderita penyakit kudis sehingga dihina oleh kawan-kawannya. Disebabkan kesaktiannya maka timbullah malapetaka di negeri Arab, yaitu berjangkitnya wabah penyakit. Segala daya telah diusahakan oleh Raja Arab untuk mengusir wabah penyakit itu tapi tidak berhasil. Akhirnya Raja mengirim utusan untuk menemui Sunan Kudus. Sunan Kudus diminta untuk memberikan jasa-jasanya. Berkat kesaktian Sunan Kudus bahaya wabah penyakit itupun menjadi reda. Karena jasa-jasanya maka Amir atau Raja di negeri Arab berkenan memberikan hadiah uang dan emas permata. Tapi Sunan Kudus menolak segala macam hadiah. Beliau hanya minta sebuah batu sebagai kenang-kenangan yang dipakai sebagai peringatan pendirian Masjid di Kudus. Sunan Kudus membawa batu itu pulang ke Tanah jawa.
2. MASJID NGANGUK WALI
SebelumRaden Ja’far Sodiq menetap di Kudus, ada seorang sakti yang dianggap tetuadi daerah Kudus. Namanay Ki Ageng Telingsing. Setelah usianya lanjut KiAgeng Telingsing bermaksud mencari pengganti. Beliau keluar rumah dan celingukan ke utara dan selatan. Dalam bahasa Jawa disebut Nganguk atau inguk-inguk. Tiba-tiba muncullah Raden Ja’far Sodiq dari arah selatan. Sunan Kudus atau Ja’far Sodiq diambil murid oleh Ki Ageng Telingsing sehingga ilmunya bertambah tinggi. Dalam waktu singkat beliau kemudian membangun Masjid yang kemudian disebut Masjid Nganguk Wali. Konon Masjid tersebut disebut juga Masjid Tiban, artinya ada dengan sendirinya dalam sekejab mata tanpa dibangun manusia. Sesudah Ki Ageng Telingsing meninggal dunia Sunan Kudus diangkat sebagai penggantinya yaitu penguasa daerah Kudus dan kemudian beliau bergelar Sunan Kudus.
3. LEGENDA MENARA KUDUS
Setelah Menjadi Penguasa Kota Kudus raden ja’far sodik membangun masjid lagi. Kebetulan pada saat itu majapahit jatuh ketangan orang demak. Sunan kudus adalah salah seorang senopati demak bintaro. Beliau tertarik pada pintu gerbang majapahit yang di anggapnya artistic dalam pikirannya terbanyangkan apabila pintu gerbang itu di pindah ke masjid yang baru di bangunnya tentu orang-orang hindu dan budha tidak merasa takut masuk masjid, karena bangunan itu sudah akrab dengan mereka. Sunan kudus kemudian berdo’a agar pintu gerbang itu menjadi kecil. Do’anya dikabulkan lalu pintu gerbang yang kecil itu dimasukan kedalam sorbannya. Sampai dikudus pintu gerbang itu diminta kepada Allah agar dibesarkan seperti semula. Do’anya dikabulkan lagi. Pintu gerbang itulah yang sekarang dinamakan menara kudus. Ini hanya legenda benarr tidaknya hanya Allah yang maha tahu.
4. DONGENG SUNAN KUDUS DAN KI AGENG KEDU
sunan kudus sebagai anggota Walisonga sangat terkenal namanya. Pada suatu hari ada seorang bernama ki ageng kedu merasa iri atas kebesaran nama sunan kudus. Ki Ageng kedu kemudian bermaksud menantang adu kesaktian dengan sunan kudus. Dia berangkat ke kudus dengan mengendarai tampah dan terbang bersama angin. Sampai di kudus ki ageng kedu tidak berlangsung ke tempat kediaman sunan kudus melainkan memamerkan kesaktiannya dengan terbang diatas rumah-rumah penduduk. Sunan kudus tersinggung melihat kepongahan Ki Ageng kedu itu. Beliau keluar rumah. Pada saat beliau mengetahui Ki Ageng kedu terbang diatas rumah maka ditudingnya ki ageng kedu sembari berkata “turun kau!” Ki Ageng kedu yang sedang melayang-layang di atas tampah merasa terkejud. Dia merasa di betot kekuatan raksasa dari bawah. Dicobanya melawan kekuatan itu dengan mengerahkan seenap kesaktian tapi tampah yang ditumpanginya tetap saja meluncur ke bawah. Byurrrrrr………!” ki ageng kedu mengumpat-umpat karena jatuh di tanah comberan alias becek. Dalam bahasa jawa disebut ngecember. Tempat ki ageng kedu jatuh dari tampahnya itu sehingga sekarang dinamakan jember diambila dari kata ngecember.
5. PEMBERONTAKAN KI AGENG PENGGING
Sebagai seorang senopati kerajaan demak, sunan kudus pernah mendapat tugas dari sultan demak bintaro untuk menumpas pemberonta bernama ki ageng pengging.
Sesungguhnya ki ageng pengging masih terhitung keluarga majapahit,masih terhitung saudara denan raden patah. Tapi ki ageng pengging berguru kepada syeh siti jenar yang tersesat sehingga dia juga dianggap orang yang membahanyakan rakyat. Ki Ageng pengging adalah cucuy Adipati Handayaningrat. Adipati handayaningrat ini adalah menantu raja brawijaya kertabumi. Namun sejak berguru kepada syeh siti jenar ki ageng pengging tidak lagi mengurus kadipatennya. Lebih-lebih setelah tanah jawa dikuasai oleh Raden patah murid sunan ampel yang kontra dengan gurunya yaitu syeh siti jenar maka ki ageng pengging semakin matas mengurus tugasnya selaku seorang adipati. Di awal tampuk kekuasaan raden patah ki ageng pengging sebenarnya sudah diperingatkan oleh patih wanasalam yaitu patih demak bintaro nggak menyengat. “Mengapa kau tidak segera menghadap ketika sultan demak mengutus orang untuk memanggilmu ?” Tanya patih Wanasalam. “Mengapa baru sekarang sri sultan teringat saudaranya yang ada di desa ?” gumam ki ageng pengging “Kau harus memakluminya anakmas sri sultan sangat sibuk mengatur Negara. “sahut patih wanasalam “saya kira tidak ada gunanya memanggil santri desa seperti saya ini.” Kata ki ageng pengging. Tak usah berbelit anakmas sekarang tingal kau pilih kau berada diluar atau didalam. Di atas atau dibawah ?” Tanya patih Wanasalam Saya tidak bisa memilih luar dalam atas bawah adalah milik saya semua. “sahut ki ageng pengging “itu serakah namanya harusnya anak mas memilih salah satu seorang mukmin tidak baik bersifat serakah. Bersikaplah bijaksana jangan hanya menurutkan nafsu lawwamah.” Selagi hidup di dunia saya kira siapa pun sukar membeskan diri dari nafsu lawwamah. Justru nafsuh itulah yang mendorong orang untuk menyucikan diri.” Bantah ki ageng pengging. “ringkasnya kau tidak mau menghadap ke demak ?” tukas patih Wanasalam. “Sekarang ini saya tidak berminat ebtahlah nanti. Bila Allah menghendaki berapakah jauhnya antara pengging dan bintaro ?” Baiklah anakmas saya beri tenggang waktu tiga tahun untuk berfikir masak-masak. Lewat takaran waktu itu aku sudah lepas tangan tak dapat membelamu lagi. “kata patih Wanasalam. “Terima kasih atas kebaikan paman patih” Ki wanasalam lalu minta diri. Langsung menuju demak. Sri sultan sudah lama menunggu kedatangannya. Ki wanasalam kemudian menceritakan pertemuannya dengan ki ageng pengging dari awal hingga akhir. Tuanku benar. Ki pengging memang mempunyai maksud tersembunyi. Tapi tuanku harus berlapang dada dan mampu menerima segala sesuatu. Hamba telah memberi batas waktu tiga tahun lewat dari batas waktu tersebut saya serahkan kepada tuanku sendiri.” “Terima kasih ki patih, “jawab sultan demak” Tiga tahun berlalu dengan cepatnya selama itu pula ki ageng pengging masih belum menghadap ke demak raden patah menjadi sedih karenanya. Lebih-lebih setelah diketahui bahwa ki ageng pengging itu murid syeh siti jenar yang dihukum mati karena menyebarkan ajaran yang sesat raden patah benar-benar berduka karena harus mengambil keputusan yang tidak disukainya.
Raden patah kemudian menanggil sunan kudus. Sunan kudus selaku senopati demak bintaro diperintahkan untuk membereskan persoalan ki ageng pengging. Bagi sunan kudus masalah ini agak rumit. Walau dia berhak membawa sejumlah pasukan demak tapi pantaslah kiranya menghadapi seorang santri desa dengan kekuatan angkatan perang. Tetapi santri desa itu sebenarnya mempunyai angkatan perang tersembunyi disetiap dada bekas prajurit dan perwira pengging yang kini menjadi petani biasa. Karena yang dihadapinya adalah seorang santri maka sunan kudus pun pergi sebagai seorang santri. Beliau dikawal tujuh orang murid pilihannya.
Seharian sunan kudus dan murid-muridnya berjalan. Belum lagi sampai di tempat tujuan hari sudah tampak gelap. Sunan kudus tidak mau bermalam di desa maka menyuruh murid-muridnya mendirikan tenda di hutan.
Sunan kudus tidak tidur hingga tengah malam pada tengah malam itulah dia menyuruh muridnya membunyikan bende kyai sima yaitu benda pusaka peninggalan mertuanya yang berujud gong kecil. Bende dibunyikan tiga kali suaranya mengaum seperti singa. Auman singa itu terus bergaung hingga menjelang pagi.penduduk desa disekitar hutan itu ketakutan, semalaman mereka tidak tidur mereka kuatir singa akan masuk desa dan mengganggu mereka.
Keesokan harinya berbondong-bondong mereka masuk ke dalam hutan sembari membawa senjata tajam. Tapi mereka tidak mendapatkan singa yang dicari. Hanya bertemu dengan sunan kudus dan murid-muridnya yang sedang membongkar tenda. “Tidakkah tuan mendengar singa mengaum semalam ?” Tanya kepala desa. “Tidak “jawab sunan kudus “Andaikata singa di hutan ini tentu kami sudah lari ke desa tidak bermalam di hutan ini.”
Sungguh aneh, kami tidak tidur berjaga jaga semalaman karena mendengar suara singa dari arah sini. Kalau begitu namakan desa ini desa singa karena kau mendengar suara singa padahal tidak ada singa. “jawab sunan kudus.
Penduduk menurut sunan kudus meneruskan perjalanannya. Tidak berapa lama sampailah dia di desa pengging. Murid-murid sunan kudus disuruh menunggu di pinggir desa sedang sunan kudus masuk ke desa itu menuju rumah Ki Ageng Pengging. Sampai di halaman rumah ki ageng pengging sunan kudus bertemu dengan seorang pelayan. Siapakah tuan ?” Tanya si pelayan.
“Saya utusan tuhan,datang dari kudus hendak menemui ki ageng penggeng “kata sunan kudus dia sengaja menggunakan ucapan mantiq atau logika karena syeh siti jenar gurunya ki ageng pengging suka hal-hal yang nyleneh. Sudah berapa hari ki ageng mengurung dirinya di dalam kamarnya, kata si pelayan beliau tidak dapat menemui seorangpun.”
Sunan kudus menatap tajam pelayan itu kemudian berkata kau dengar tidak ucapanku ? katakana saja apa yang telah kukatakan padamu tadi. Tanpa bicara lagi pelayan itu masuk, memberitahukan kedatangan tamu aneh itu kepada ki ageng pengging sunan kudus dipersilahkan masuk menyampaikan pesan sultan demak. “Wahai Ki Ageng saya diutus sri sultan untuk menayakan mana yang kau pilih di luar atau di dalam ? diatas atau di bawah ?”
Sangat membingungkan kalau disuruh memilih luar dalam atas bawah semua adalah milikku “jawab Ki ageng. Saya sudah mengira ki ageng memang begitu “kata sunan kudus “saya pernah mendengar bahwa ki ageng bisa mati di dalam hidup dan hidup di dalam mati. Cobalah buktikan saya ingin mengetahui.” Ki ageng berkata “memang begitu engkau menyangka apa pun tentang aku maka aku akan menurut persangkaanmu. Kau anggap aku ini santri, memang aku santri kau anggap aku ini raja. Siapapun tidak dapat memungkiri bahwa aku ini memang keturunan raja. Kau anggap aku ini rakyat memang aku ini rakyat, kau anggap aku ini Allah, memang aku Allah.
Yakinlah sunan kudus, bahwa ki ageng pengging yang nama aslinya kebo kenanga itu adalah murid syeh siti jenar yang tersesat. para wali telah menghukum syeh siti jenar karena mendakwakan dirinya itu Allah dan tidak mau mengerjakan syariat. Sunan Kudus yang ditunjuk para wali sebagai pelaksana eksekusi atas diri Syeh siti jenar itu. Sekarang Ki Ageng Pengging mengaku dirinya Allah, maka sunan kudus berniat menghukum secara tegas sesuai perintah sultan Demak. ’’ Seperti pengakuan Ki Ageng sendiri bahwa Ki Ageng dapat mati di dalam hidup, saya ingin melihat buktinya. ’’ kata Sunan Kudus. ’’ kalau itu yang di kehendaki Sultan Demak maka engkau harus membuat sebab, tak ada makhluk mati tanpa sebab. Tapi kuminta aku sendiri yang mati, jangan membawa-bawa anak turunku. ’’ Baik, jangan kutir Ki Ageng.’’
Sunan Kudus tahu titik lemah Ki Ageng yaitu di siku tangannya.Maka Sunan kudus cepat menemui murid-muridnya. Mereka segera bergerak meninggalkan desa pengging. Nyai Ageng menjerit sejadi-jadinya ketika mengetahui suaminya sudah tidak bernyawa lagi. Tetanggapun segara berdatangan, bekas perwira dan prajurit pengging segera berkumpul. Mereka telah mengambil senjata yang telah bertahun-tahun disimpan rapi tanpa digunakan lagi. Bekas senopati Pengging memutuskan untuk mengejar Sunan kudus dan murid-muridnya. Sekitar 200 orang Pengging lari menejar Sunan Kudus sembari mengangkat senjata.
Sunan Kudus mengetahui dirinya dikejarbukannya malah lari, justru menunggu kedatangan orang-orang Pengging itu di bawah pohon pucung. Setelah agak dekat, Sunan Kudus membunyikan Bende Kyai Sima. Seketika muncullah ribuan prajurit Demak yang berlarian ke sana ke mari. Orang-orang Pengging menjadi bingung karenanya. Sunan Kudus memerintahkan ribuan prajurit itu bergerak kearah timur, maka orang-orang Penggingpun mengejar ke arah timur tapi tidak berapa lama kemudian ribuan prajurit itu lenyap. Orang-orang Penggingpun terpaku ditempatnya berdiri, akal mereka seperti hilang menghadapi kesaktian Sunan Kudus.
Akhirnya Sunan Kudus merasa kasihan, orang-orang Pengging dibuatnya sadar kembali.
“ Kalian rakyat kecil tak usah ikut campur urusan ini. Jika Ki Ageng lain lagi. Dia telah memberontak, tapi tidak mau menghadap ke Demak , sudah pantas dia menerima hukuman dari Sultan Bintaro.” Orang-orangPengging akhirnya sadar, dengan siapa mereka berhadapan. Sunan Kudus adalah Senopati Demak dan Senopati Walisongo yang kondang akan seribu satu kesaktiannya. Mereka takkan sanggup melawan Sunan Kudus yang pernah menjadi panglima perang dalam perang Demak- Majapahit. “Ada pekerjaan yang lebih penting yaitu uruslah jenazah Ki Ageng Pengging, “kata Sunan Kudus. Orang-orang Pengging itu pada akhinya menurut. Mereka segera kembali ke Pengging, mengurus jenazah pemimpin mereka.
Demikian kisah Sunan Kudus ketika menjalankan tugas dari Sultan Bintoro untuk menghukum murid Syeh Siti Jenar. Sunan Kudus juga ahli di bidang seni suara. Beliaulah yang pertama kali menciptakan lagu dan tembang “Mijil “ dan “ Maskumambang “. Kalau Sunan Kudus sudah menabuh gamelan dan menyanyikan lagu keagamaan maka rakyat berbondong-bondong mendengarkan dari dekat. Dalam kesempatan itulah beliau menyelinginya dengan da’wah.
Ya Allah, curahkan dan limpahkanlah keridhoan atasnya dan anugerahilah kami dengan rahasia-rahasia yang Engkau simpan padanya, Amin

SUNAN KALIJAGA

October 1, 2010

SUNAN KALIJAGA

WALISONGO VI
S U N A N K A L I JA G A
1. RADEN SAID
Raden said adalah putra raden sahur tumenggung Wilakitka, adipati tuban. Rraden sahur adalah keturunan rangga lawe yang sudah masuk islam. Raden said sebenarnya adalah seorang anak muda yang taat kepada agama dan bakti kepada orang tua. Namun tidak bisa menerima keadaan disekililingnya, karena pada saat itu banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan di masyarakat.
Sebagaimana diketahui bersama, akibat perang bersaudara yang berlarut-larut mak majapahit mengalami kemunduran. Mental para pejabat banyak yang keropos mereka menarik pajak upeti dalam jumlah tinggi kepada rakyat tapi disetorkan ke atasan dalam jumlah yan tidak seberapa. Bahkan sering kali pajhak upeti tersebut masuk kantong para pemungut pajak sendiri. Musim kemarau panjang dan bahaya kelaparan makin membuat rakyat tersiksa. Hal ini disaksikan sendiri oleh raden Said yang masih berjiwa suci bersih. Hatinya berontak tak dapat menerima semua itu.
Pada malam hari sering dia mengambil padi dan jagung dan bahan makanan lainnya di gudang kadipaten untuk diberikan kepada rakyat jelata yang membutuhkannya. Dalam melakukan aksinya ini dia selalu mengenakan topeng sehingga tak ada yang tahu bahwa penolong fakir miskin itu adalah Raden Said, putra adipati Tuban. Adipati tuban yaitu raden sahur sangat marah mendengar laporan itu. Raden said dihukum berat kedua tangannya di cambuk dengan rotan seratus kali sehingga kedua tangannya itu melepuh dan mengeluarkan darah serta lecet-lecet. Jerahkah dia ? ternyata tidak sesudah habis masa hukumannya dia beraksi lagi. Kali ini tidak mengambil bahan-bahan makanan milik ayahnya melainkan merampok harta benda milik para hartawan kaya raya dan para tuan tanah. Read the rest of this entry »

SUNAN DRAJAT

October 1, 2010

SUNAN DRAJAT

WALISONGO V
S U N A N D E R A JA T
Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Qosim,beliau adalah putra sunan ampel dengan dewi Candrawati. Beliau berda’wah di daerah drajat sehingga terkenal dengan sebutan Sunan Drajat. Makam beliau desa Drajat, kecamatan paciran, Kabupaten Lamongan. Raden Qosim ditugaskan Sunan Ampel untuk berda’wah disebelah barat Surabaya. Kemudian Raden Qosim naik perahu melalui gresik menuju ke arah barat.
Dalam perjalanan melalui laut itu perahu Raden Qosim diserang badai sehingga perahunya hancur dan karam. Dalam keadaan kritis tersebut Raden Qosim ditolong oleh ikan Talang. Dengan naik punggung ikan tersebut maka Raden Qosim dapat selamat dari keganasan ombak dan badai laut utara. Ikan itu membawanya ke tepi pantai yang terletak didusun jelag (Termasuk Wilayah Desa Banjarwati), Kecamatan Paciran. Di tempat itu Raden Qosim membuka pesantren baru dan banyak orang-orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya karena cara berda’wah Raden Qosim sangat lunak, mampu mendekati rakyat awam dengan tutur kata dan budi bahasa yang halus serta sikapnya yang sopan dan ramah tamah. Read the rest of this entry »

SUNAN BONANG

October 1, 2010

SUNAN BONANG

WALISONGO IV
SUNAN BONANG
Sunan bonang itu nama aslinya adalah Raden Makdum Ibrahim. Beliau adalah putra Raden Rahmad sunan Ampel dengan istri pertama Dewi chandrawita dalam sumber lain disebut sebagai Nyai Ageng manila. Dewi chandrawita adalah putri prabu Brawijaya kertabumi. Dengan demikian sunan Ampel dan sunan Bonang itu masih ada hubungan dengan kelurga besar kerajaan majapahit. Seperti lelah di sebutkan di halaman depan Raden makdum Ibrahim sesudah selesai belajar pada sunan Ampel di Surabaya maka bersama raden paku beliau meneruskan pelajarannya ke samudra pasal. Di sana beliau berguru kepada Syeh Maulana Ishak (Paman sunan Ampel) dan beberapa ulama besar ahli tasawwuf berasal dari Baghdad dan Iran. Sunan Bonang terkenal sebagai ahli ilmu kalam atau ilmu tauhid. Sekembalinya raden makdum Ibrahim ke tanah jawa maka beliau berda’wah di daerah tuban. Caranya berda’wah cukup unik dan bijaksana. Beliau dapat mengambil hati rakyat agar mau datang ke masjid. Beliau menciptakan gending dan tembang yang disukai rakyat dan beliau sangat ahli dalam menyembunyikan permainan gending yang disebut Bonang. Itu sebabnya rakyat tuban kemudian mengenal sebagai Sunan Bonang. Bila beliau membunyikan Bonang rakyat yang mendengar seperti terkena pesona gaib. tanpa sadar mereka melangkah ke arah Masjid. Mereka ingin melihat dan mendengar suara tembang dan suara bonang dari dekat. Sunan Bonang yang cerdik sudah memperhitungkan hal itu maka beliau sudah menyiapkan kolam di depan masjid. Siapa yang mau masuk masjid harus membasuh kakinya. Read the rest of this entry »

SUNAN GIRI

October 1, 2010

SUNAN GIRI

WALISONGO III
S U N A N G I R I
1. SYEH MAULANA ISHAK
Kerajaan blambangan geger,karena sudah berbulan bulan rakyat kerajaan blambangan di landa penyakit. Bahkan putrid kedaton yang bernama dewi sekar dadu juga turut menderita sakit. Prabu menak sembuyu selaku sang ayah putri sudah memanggil berbagai dukun dan tabib untuk mengobati sang putri tapi sang putri belum sembuh juga.
Hampir setiap hari ada saja rakyat blambangan yang meninggal dunia.karena tak sampaih hati melihat penderitaan putri dan rakyatnya prabu menak sembuyu selaku raja blambangan menyuruh patih,bajul,sengarah untuk mengumumkan sayembara, yaitu barang siapa yang dapat menyembuhkan sang putri serta dapat mengusir wabah penyakit dari kerajaan blambangan maka bila orang itu laki-laki akan dijodohkan dengan sang putri. Bila perempuan akan dijadikan saudara sang putri. Sayembara segera di sebar ke pelosok negeri tapi tidak ada satupun yang berani mengikutinya.
Pada suatu hari ada seorang brahmana bernama resi kandabaya menghadap raja. Brahmana itu berkata bahwa yang dapat menyembuhkan sang putri adalah seorang pertapa di gunung gresik namanya maulana ishak.
Prabu menak sembuyu kemudian mengutus putri bajul sengara dan beberapa orang prajurit ke gunung gresik. Sepuluh orang berkuda segera ke gresik setelah menempuh perjalanan selama seminggu sampailah utusan raja itu ke hadapan Maulana Ishak di Gunung Gresik.
“Apa maksud kedatangan kalian kemari”? Tanya syeh maulana ishak.
“Kami diutus raja bahwa tuan yang dapat menyembuhkan penyakit sang putri dewi sekardadu,”jawab patih bajul sengarah” “tuan pula yang sanggup mengusir wabah penyakit dari negeri blambangan. Bila hal itu terlaksana maka prabu menak sembuyu akan menjodohkan tuan dengan dewi sekardadu. Namun bila tuan tak dapat menyembuhkannya maka tuan dihukum mati.” Syeh maulana ishak diam beberapa saat kemudian berkata dengan suara berwibawa. “Agama islam adalah agama yang baik.suka menghormati tamu apa lagi tamu yang datang dari jauh. Aku tidak sampai hati mengecewakan hati rajamu. Aku akan datang ke blambangan untuk menyembuhkan putri dan rakyat blambangan. Ini kulakukan dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbal jasa,bukan karena iming-iming akan dijodohkan dengan sekardadu. Nah sekarang berangkatlah kalian lebih dahulu.”
Patih bajul sengara kemudian mengajak anak buahnya kembali ke blambangan. Mereka harus menempuh perjalanan satu minggu untuk sampai di blambangan dari sini dapat disimpulkan betapa jauhnya jarak antara gunung gresik dengan blambangan.
Ketika patih bajul sengara sampai dikeraton blambangan hatinya terkejut bukan main. Suasana keraton tampak meriah sekali. Setelah diselidiki ternyata prabu menak sembuyu sedang merayakan hari ketujuh perkawinan antara Dewi Sekardadu dengan Syeh Maulana Ishak.
Patih bajul sengarah tercengang dia masih belum percaya atas keterangan beberapa ponggawa kerajaan di pun segera masuk kedalam istana dan bertemu dengan prabu menak sembayu.
“Kemana saja kau ini patih? “ Tanya prabu menak sembayu.
“Lho ? sudah jelas hamba baru datang dari gunung gresik” jawab sang patih.
“berapa lama waktu yang diperlukan untuk datang ke gresik “ ? Tanya prabu menak sembuyu.
“enam hari gusti prabu,jadi kami berada di perjalanan selama dua belas hari. “sahut patih bajul sengara. “gusti prabu apa sebenarnya yang telah terjadi ?” “sungguh aneh,” gumam sanf prabu “pada hari keenam sejak keperglanmu ke gunung gresik. Maulana ishak sudah datang ke istana ini dia telah berhasil menyembuhkan dewi sekardadu.dan sesuai dengan janjiku maka kujodongkan dia dengan putriku itu. Sekarang ini adalah perayaan hari ketujuhnya perkawinan maulana ishak dengan putriku.
Patih Bajul Sengara tercengang mendengar keterangan itu. Sewaktu berada di Gunung Gresik dia telah disuruh berangkat lebih dahulu oleh Maulana Ishak, tapi Maulana Ishak yang tampaknya hanya berjalan kaki itu ternyata sudah sampai lebih dahulu ke Blambangan. Berarti Maulana Ishak itu bukan orang sembarangan.
Patih Bajul Sengara masih setengah percaya, kemudian dia segera menemui Maulana Ishak, dia kuatir jangan-jangan ada orang lain yang mengaku sebaai Maulana Ishak yang datang ke Blambangan. Setelah bertemu dengan Maulana Ishak barulah Patih Bajul Sengara merasa yakin bahwa lelaki yan bersanding dengan Dewi Sekardadu itu memang Syeh Maulana Ishak. Read the rest of this entry »

SUNAN AMPEL

October 1, 2010

SUNAN AMPEL

WALISONGO II
S U N A N A M P E L
1. RADEN RAHMAT
Raden Ahmad Ali Rahmatullah atau Sunan Ampel adalah cucu Raja Cempa. Ayahnya bernama Asmarakandi yang kawin dengan putri raja Cempa yang bernama Dewi Candrawulan. Adik dari putri Dewi Candrawulan bernama Dewi Anarawati atau Dwarawati diperistri oleh Raja Brawijaya Majapahit. Konon perkawinan antara Raja Majapahit dan Putri Dwarawati ini atas scenario para wali, tujuannya agar raja Majapahit itu mau masuk agama Islam, atau setidaknya memberikan kelonggaran agar Islam bekembang dan tersiar di Majapahit.
Setelah Kake Bantal atau Syeh Maulana Malik Ibrahim meninggal dunia pada tahun 1419, para wali berfikir untuk mencari penggantinya. Atas usul Syeh Maulana Ishak maka didatangkanlah Raden Rahmat dari Cempa ke Pulau Jawa. Mula-mula Raden Rahmat langsung menuju Istana Majapahit karena Ratu Dwarawati adalah bibinya sendiri, Raden Rahmat selama tinggal di Majapahit mencoba mengajak Prabu Brawijaya masuk agama Islam. Tetapi Raja Majapahit itu tidak bersedia, sang Prabu berniat menjadi raja Budha yang terakhir di Majapahit. Meski demikian Prabu Brawijaya tidak menghalang-halangi rakyat dan keluarga kerajaan masuk agama Islam. Sang Prabu bahkan menghadiahkan sebuah tempat yang terletak di desa Ampeldenta kepada Raden Rahmat sebagai pusat pendidkan agama Islam. Prabu Brawijaya sendiri merasa senang dan suka kepada Raden Rahmat karena tutur bahasa dan sifatnya yang lemah lembut. Raden Rahmat kemudian disuruh memilih sekian banyak putri Majapahit untuk dijadikan Istirinya. Akhirnya Raden Rahmat memilih Dewi Condrowati sebagai Istirinya, dengan demikian Raden Rahmat itu adalah menantu Raja Majapahit dan termasuk salah seorang pangeran Majapahit, itu
Sebabnya beliau disebut Raden. Read the rest of this entry »

SYEIKH MAULANA MALIK IBRAHIM

September 29, 2010
WALISONGO I
SYEIKH MAULANA MALIK IBRAHIM
Syeh Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa pada tahun 1404 M. sebenarnya jauh sebelum kedatangan beliau di Gresik sudah ada masyarakat Islam walaupun jumlahnya tidak seberapa. Hal ini dapat di buktikan dengan adanya batu nisan seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun bin Hibatallah yang wafat pada tahun 475 Hijriyah atau tahun 1082 M.
Syeh Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 adalah seorang ahli tata Negara yang ulung. inskripsi yang terdapat pada batu nisan beliau menunjukan hal itu. Huruf-huruf pada batu nisan itu adalah huruf arab, terjemahannya dalam bahasa Indonesia kurang lebih demikian : “Inilah makam almarhum almaghfur yang berharap rahmad Tuhan kebanggaan para Pangeran, sendi para Sultan dan para Menteri penolong para fakir dan miskin yang berbahagia lagi syahid cemerlangnya simbul Negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kake Bantal. Allah meliputinya dengan rahmatnya dan keridlaan-nya dan dimasukan kedalam Surga. Read the rest of this entry »

SYEIKH AHMAD BADAWIY RA.

September 29, 2010
SYEIKH AHMAD BADAWIY RA.
WALI QUTB AL GHOUTS
Setiap hari, dari pagi hingga sore, ia menatap matahari, sehingga kornea matanya merah membara. Apa yang dilihatnya bisa terbakar, khawatir terjadinya hal itu, saat berjalan ia lebih sering menatap langit, bagaikan orang yang sombong. Sejak masa kanak kanak, ia suka berkhalwat dan riyadhoh, pernah empat puluh hari lebih perutnya tak terisi makanan dan minuman. Ia lebih memilih diam dan berbicara dengan bahasa isyarat, bila ingin berkomunikasi dengan seseorang. Ia tak sedetikpun lepas dari kalimat toyyibah, berdzikir dan bersholawat. Dalam perjalanan riyadhohnya, ia pernah tinggal di loteng negara Thondata selama 12 tahun, dan selama 8 tahun ia berada diatas atap, riadhoh siang dan malam. Ia hidup pada tahun 596-675 H dan wafat di Mesir, makamnya di kota Tonto, setiap waktu tak pernah sepi dari peziarah. Pada usia dini ia telah hafal Al-Qur’an, untuk memperdalam ilmu agama ia berguru kepada Syeikh Abdul Qadir al-Jailani dan syeikh Ahmad Rifai. Ia adalah Waliullah Qutbol Gaust, Assayyid, Assyarif Ahmad al Badawi. Suatu hari, ketika sang Murid telah sampai ketingkatannya, Sjech Abdul Qodir Jaelani, menawarkan kepadanya ; ”Manakah yang kau inginkan ya Ahmad Badawi, kunci Masriq atau Magrib, akan kuberikan untukmu”, hal yang sama juga diucapkan oleh gurunya Sayyid Ahmad Rifai, dengan lembut, dan menjaga tatakrama murid kepada gurunya, ia menjawab; ”Aku tak mengambil kunci kecuali dari Al Fattah (Allah )”. Suatu hari datang kepadanya, seorang janda mohon pertolongan, anak lelakinya ditahan di Perancis, dan sang ibu ingin agar anak itu kembali dalam keadaan selamat. Oleh Sayyidi Ahmad Al Badawi, janda itu disuruhnya untuk pulang, dan berkata sayidi : “Insya Allah anak ibu sudah berada dirumah”. Bergegas sang ibu menuju rumahnya, dan betapa bahagia, bercampur haru, dan penuh keheranan, ia dapati anaknya telah berada di rumah dalam keadaan terbelenggu. Sayyidi al badawi banyak menolong orang yang ditahan secara Dholim oleh penguasa Prancis saat itu, dan semua pulang ke rumahnya dalam keadaan tangannya tetap terbelenggu. Read the rest of this entry »